Jakarta – Sebanyak lima Kepala Desa dari Kabupaten Kampar turut ambil bagian dalam kegiatan Sharing Knowledge Desa Berketahanan Pangan dan Iklim yang diselenggarakan Golden Boutique Hotel Kemayoran Jl. Angkasa No.1, RT.7/RW.5, Gunung Sahari Utara, Kecamatan Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat. Kegiatan yang menjadi bagian dari Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) ini berlangsung selama tiga hari, dari Selasa s.d. Kamis/10 s.d. 12 Juni 2025.
Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kampar yang diwakili oleh Kepala Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pembangunan Desa beserta Kelima Kepala Desa yang mewakili Kabupaten Kampar dalam kegiatan ini antara lain: Kepala Desa Terusan, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kepala DesaTanjung Belit, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kepala Desa Tanjung Mas, Kecamatan Kampar Kiri, Kepala Desa Bukit Melintang, Kecamatan Kuok, Kepala Desa Siabu, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto menghadiri kegiatan Sharing Knowledge bertema Ketahanan Pangan dan Iklim dalam rangka Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD) yang digelar di Boutique Hotel, Gunung Sahari Utara, Jakarta Pusat.
Yandri menyampaikan harapannya agar kegiatan berbagi pengetahuan ini dapat menghasilkan langkah konkret untuk mendukung fokus pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
“Ketahanan pangan dan iklim adalah dua hal yang saling berhubungan, dan penting dalam menciptakan rantai pasok pangan yang berkelanjutan,” ujar Yandri.
Ia juga mendorong desa-desa untuk lebih aktif melaksanakan program ketahanan pangan dengan memanfaatkan Dana Desa. Hal ini sesuai Peraturan Menteri Desa No. 2 Tahun 2024 tentang prioritas penggunaan dana desa.
“Minimal 20 persen Dana Desa perlu dialokasikan untuk ketahanan pangan. Ini sejalan dengan program swasembada pangan dari Presiden Prabowo,” ungkap Yandri, yang juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua MPR RI.
Penggunaan dana tersebut dapat disesuaikan dengan potensi lokal. Jika desa lebih kuat dalam produksi padi, maka fokusnya ke sektor itu. Namun jika potensi utamanya adalah jagung, cabai, atau ayam petelur, maka anggaran diarahkan ke sana.
Langkah ini tidak hanya mendukung ketahanan pangan lokal, tapi juga membuka peluang untuk menyuplai kebutuhan bahan baku bagi program Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Jangan sampai saat program makan bergizi berjalan, beras, ikan, dan cabainya justru dipasok dari luar desa. Padahal desa memiliki potensi besar,” tambah Yandri.
Ia menyebut bahwa jika MBG menyasar 83 juta penerima manfaat, maka kebutuhan harian bahan pokok seperti ikan, telur, sayur, dan cabai akan sangat besar. Oleh karena itu, program ketahanan pangan harus menjadi budaya yang tumbuh di desa-desa agar mampu memproduksi bahan pokok secara mandiri.
Yandri juga berharap agar BUMDes dan Koperasi Desa Merah Putih bisa bersinergi dalam menampung dan memasarkan hasil produksi masyarakat desa, sehingga harga tetap stabil dan masyarakat memperoleh manfaat ekonomi.
Ia menegaskan bahwa keberadaan BUMDes dan Koperasi Merah Putih tidak akan saling bersinggungan, karena keduanya memiliki skema pendanaan, model usaha, dan peran yang berbeda.
“Sebagai contoh, di Desa Kertasana, BUMDes telah mengekspor ikan maskoki ke Kanada, Inggris, dan Afrika. Sementara di Banyumas, mereka mengekspor gula kelapa ke Hongaria dan Spanyol. Di sisi lain, Koperasi Merah Putih berfokus pada distribusi LPG, kebutuhan pokok, serta kegiatan simpan pinjam,” paparnya.
Yandri mengungkapkan bahwa Kemendes PDTT tengah menyiapkan panduan koordinasi antara BUMDes dan Kopdes agar sinergi bisa terwujud. Ia juga menekankan bahwa Presiden Prabowo sudah mengingatkan agar tidak ada persaingan yang saling melemahkan.
Sementara itu, Kepala Badan Pengembangan Informasi Desa, Mulyadin Malik, menyebut kegiatan ini dihadiri oleh kepala dinas pemberdayaan masyarakat desa, kepala Bappeda, dan para kepala desa dari berbagai wilayah di Sumatera dan Banten.
Sejumlah narasumber juga hadir dalam forum ini, termasuk Bupati Gowa Husniah Talenrang, Bupati Cilacap Syamsul Auliya Rachman, perwakilan akademisi dari IPB, serta pejabat dari Kementerian Pertanian.
Acara turut dihadiri para pejabat tinggi pratama dari lingkungan Kemendes PDTT